BUNGA RAFFLESIA
Musim hujan tiba. Rafflesia, bunga unik dan
dilindungi ini, banyak bermekaran di Bengkulu. Apakah Rafflesia hanya mekar musiman
saja?
Agus Susatya, penulis Buku, mengatakan bunga ini bisa
mekar sepanjang musim. Alasannya, ia merupakan bunga parasit sehingga
pembungaannya tidak terikat musim.
“Pertumbuhannya tergantung diameter inangnya, biasanya sekitar 20 sentimeter, barulah mekar tanpa terikat musim.
Rafflesia memang unik, menyimpan misteri bagi ilmu
tumbuh-tumbuhan. Unik dikarenakan jenis ini hanya berupa kuncup atau
bunga mekar, tidak ada batang, daun, dan akar. Rafflesia hanya dilengkapi
haustorium, jaringan yang mempunyai fungsi mirip akar, mengisap sari makanan
hasil fotosintesa dari tumbuhan inang.
“Kelangkaannya dia alam, sebagian besar karena sifat biologisnya
yang unik itu, sedangkan pemahaman akan sifat-sifat tersebut masih sedikit,”
Inang adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupannya, sebab tak
ada Rafflesia tanpa inang. Inang menjadi tempat tumbuh dan berkembang, sehingga
kondisi sehat-tidaknya inang menentukan kehidupan Rafflesia.
Kehidupan inang dipengaruhi lingkungan sekitar, termasuk iklim
mikro dan makro yang kompleks. “Hingga kini, Rafflesia hanya bisa disaksikan di
habitat alaminya dan dikategorikan sebagai tumbuhan langka.”
Rafflesia digolongkan kelompok holoparasit, tumbuhan yang tidak
bisa melakukan proses fotosintesis sendiri, seperti layaknya tumbuhan berbunga
lainnya.
Tumbuhan inang sangat spesifik yaitu pada marga Tetrastigma saja.
Meski begitu, tidak semua jenis Tetrastigma menjadi
inang, hanya jenis-jenis tertentu dalam marga ini saja.
Sebaran
Marga Rafflesia terdiri sekitar 25 jenis, tersebar di bagian barat Garis Wallacea mulai dari perbatasan Myanmar dan Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Filipina. bagian ujung barat sebaran geografis terletak di Provinsi Aceh, ditempati jenis R. arnoldii, R. atjehensis, R. micropylora dan R. rochussenii. Keempat jenis ini ditemukan di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser, wilayah Aceh dan Sumatera Utara.
Ujung utara dan timur dari sebaran geografis ditempati jenis R. aurantia dan R. schadenbergiana yang
ada di Mindanao, Filipina.
Bagian paling selatan berada di bagian selatan pantai Jawa Barat,
yaitu di Cagar Alam Pangandaran, dan di Jawa Tengah berada di Nusakambangan. Di
kedua tempat tersebut dijumpai jenis R.
patma.
Sedangkan di pantai selatan Jawa Timur, tepatnya di Taman Nasional
Meru Betiri, dijumpai R.
zollingeriana.
Dari buku karya Sofi Mursidawati dan Irawati
diketahui Rafflesia hanya tumbuh dengan proses regenerasi di alam secara alami.
Biji adalah bagian organ yang berperan sangat penting kehidupannya. Hal ini
menjadi awal interaksi Rafflesia dengan inang, sehingga nantinya menetap
menjadi parasit.
“Sebagai endoparasit, Rafflesia tumbuh dalam batang atau akar
pohon inang dengan organ yang disebut haustoria dan
juga berfungsi sebagai pengisap nutrisi,” tulis peneliti BRIN tersebut.
Sofi Mursidawati dan Irawati menjelaskan, Rafflesia berkembang
biak dengan biji yang penyebarannya dibantu binatang. Beberapa referensi
menyebutkan serangga, angin, air, atau binatang mamalia lainnya, seperti
landak, tupai, babi hutan, hingga gajah.
Sejarah penemuan
Dalam Buku Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia, dijelaskan
bahwa Joseph Arnold, seorang dokter, pencinta alam, dan penjelajah abad ke-19
menyaksikan Rafflesia mekar di pedalaman Manna, Bengkulu Selatan, tahun 1818.
Bunga tersebut mekar mencapai 110 cm, sehingga ia sangat takjub.
Sayang Arnold, yang namanya diabadikan pada salah satu jenis
Rafflesia, meninggal karena malaria selama expedisi di daerah tersebut.
Lokasi Arnold pertama kali melihat Rafflesia bernama Pulo Lebbar,
lokasi yang dicapai pada zaman itu sekitar dua hari perjalanan menyusuri Sungai
Manna. Sekarang, tempat ini berupa desa dengan nama yang sama di Kecamatan Pino
Raya, sekitar 30 km dari Kota Manna. Sementara Sungai Manna, sudah sejak lama
tidak digunakan sebagai jalur transportasi.
Di Indonesia, 13 jenis Rafflesia yang ada, dilindungi pemerintah
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, nomor 889-901.
Jenis itu adalah rafflesia raksasa [Rafflesia arnoldii], rafflesia bengkulu [Rafflesia bengkuluensis],
rafflesia gadut [Rafflesia
gadutensis], tindawan biring [Rafflesia
hasseltii], rafflesia lawang [Rafflesia
lawangensis], rafflesia Meyer [Rafflesia meijeri],
rafflesia mulut kecil [Rafflesia
micropylora], rafflesia Prise [Rafflesia
pricei], perud kibarera [Rafflesia
rochussenii], bunga patma [Rafflesia
tuan-mudae], patma/kembang banyu [Rafflesia zollingeriana], patma sari [Rafflesia patma], dan
rafflesia kemumu [Rafflesia
kemumu].
Semoga bermanfaat guys….!!! By:WILDAN MUCHALLAD
ilmu baru makasih
BalasHapusBagus pembahasannya mudah dimengerti
BalasHapusIlmu baru
BalasHapusTerimakasih kak atas ilmu nya,sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih ilmu baru nya
BalasHapuskerenn sekali
BalasHapusIlmu baru lagi nih, makasi infonya 😊
BalasHapussama sama
HapusNaisee
BalasHapusAhsiappppp
BalasHapus아주 좋은, 매우 유용한👍
BalasHapusBagus ilmu info baru
BalasHapus