Degradasi Moral Pelajar Masa Kini

 



Di era globalisasi saat ini yang segala sesuatunya selalu mengandalkan teknologi mengubah pola hidup masyarakat secara global. Pastinya ini sangat penting dalam kehidupan masyarakat, mulai dari sistem ekonomi, politik, kesehatan, hingga pendidikan.

Sehingga pelajar masa kini yang tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini terpengaruh dengan adanya perubahan di lingkungannya yang membuat generasi masa kini berbeda dengan generasi sebelum-sebelumnya, mulai dari segi perilaku, moralitas, dan lingkungan yang memiliki pengaruh besar terhadap generasi yang tumbuh pada masa kini .

Selain banyak hal yang positif akibat era globalisasi harus, juga banyak hal negatif yang dihindari dan diseleksi karena tidak sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu, pendidikan sebagai media edukasi dan pemahaman kepada para generasi millenial perlu ditanamkan lebih dalam menghadapi perubahan yang ada di lingkungan, karena apabila era globalisasi ini tidak disikapi dengan benar, maka akan muncul masalah-masalah baru yang dapat mengubah karakter generasi saat ini salah satunya seperti menurunnya moralitas generasi muda khususnya pelajar.

Berbicara mengenai moral, pasti lekat dengan budaya dan adab yang sudah berkembang turun-temurun di negara ini. Para leluhur kita menjaga budaya dan adab ini untuk menjadi indentitas bangsa ini, bahkan dunia pun sudah mengenal kita sebagai negara yang ramah dan santun.

Tetapi di era globalisasi ini, seolah-akan budaya dan adab itu semakin lama semakin luntur. Berkaca dari para generasi mudanya yang sudah tidak menjunjung tinggi dan adab yang sering kali ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan negatif di kehidupan masyarakat.

Mengapa masyarakat kita sangat sensitif terkait permasalahan adab, budaya, dan moral? Karena moralitas di masyarakat sudah sebagai bentuk kesepakatan masyarakat mengenai apa yang layak dan apa yang tidak layak dilakukan, serta memiliki sistem hukum sendiri.

Hampir semua lapisan masyarakat memiliki suatu tatanan masing-masing, bahkan komunitas terkecil terkadang memiliki moral tersendiri dengan sistemnya sendiri. Tidak jarang hukuman bagi mereka yang melanggar moralitas, lebih kejam daripada hukuman yang diterapkan oleh institusi formal. Hukuman terberat dari seorang yang melanggar moralitas adalah beban psikologis yang terus mengganggu, pengucilan dan kebebasan dari kehidupan yang 'normal'.

Baru-baru ini sikap demoralisasi ditunjukkan oleh generasi-generasi muda bangsa kita, seorang pelajar SMP berinisial AA menantang berkelahi gurunya Nur Khalim (30). Kronologi sebelum kejadian tersebut ketika Nur Khalim menegur siswa berinisial AA yang merokok di dalam kelas, karena tidak terima ditegur oleh gurunya, AA hadapi gurunya kemudian seperti siap berkelahi dengan gurunya.

memastikan kejadian-kejadian seperti ini hal yang patut dan baru di dunia pendidikan Indonesia, bahkan kejadian demoralisasi pelajar hingga merenggut nyawa gurunya yang terjadi di Sampang, Madura.

Ketika itu, Ahmad Budi Cahyono, salah seorang guru kesenian SMA di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura sedang melaksanakan proses belajar mengajar. Selama proses belajar mengajar dilakukan, salah satu siswa berinisial HI tidak fokus mendengarkan pelajaran dan terus mengganggu teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas seni.

Melihat hal itu, gurunya langsung menegur siswa berinisial HI. Bukannya malah malah justru malah malah malah membuat siswa menjadi lebih mengganggu teman-temannya, karena murka maka gurunya memberikan coretan di wajahnya sebagai bentuk hukuman. Tidak terima karena wajahnya dicoret perkelahian yang menyebabkan gurunya mengalami kecelakaan.

Melihat hal itu, guru dan siswa lain untuk mencoba melerai, kemudian guru kesenian tersebut dibawa ke ruangan kepala sekolah dan diizinkan untuk pulang lebih dahulu. Setiba di rumah, korban korban di bagian leher. Beberapa saat kemudian korban tidak sadarkan diri, kemudian di rujuk ke RSUD dr. Soetomo. Menurut analisis dokter, pukulan tadi menyebabkan kematian pada batang otak yang menyebabkan nyawa korban tidak dapat dicapai.  

Tentu dari contoh demoralisasi ini tidak boleh dibiarkan lagi terjadi di Indonesia, jangan sampai ada korban kekerasan hingga korban nyawa lagi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Pemerintah harus merespon dengan cepat kejadian ini. Perlunya ada peningkatan khusus terkait hukum perlindungan bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, harus ada perubahan metode pendidikan yang lebih masalah adab, budaya, dan moralitas siswa sehingga kejadian ini tidak terulang kembali.

tentu saja, tetapi juga tugas sekolah atau guru semata, ini tugas kita semua untuk memberikan lingkungan positif di lingkungan pergaulannya kemudian memberi pendidikan dalam hal adab dan moral kepada siswa-siswa. Karena masa depan bangsa ini ada di tangan para pemudanya, apabila pemudanya memiliki sikap yang tidak bermoral, mau jadi seperti apa bangsa ini di masa depan?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNGA RAFFLESIA

PERANGKAT LUNAK ATAU SOFTWARE

Waspadai Pergaulan Bebas Bagi Generasi Bangsa

MENGENAL COVID-19